Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2021

Cemburu; Ini Bukan Revolusiku!

  Cemburu : Ini Bukan Revolusiku! Penulis : Azhar Azizah, penyuka kopi, kiri dan melankolis.- Berbicara soal Cinta, memang aku akui, tidak akan pernah ada habisnya. "Kita semua hidup dalam permainan Kapitalisme," mungkin kalimat ini agaknya cocok jika dikeluarkan dari mulut Emma Goldman. Sebagai seorang feminis-anarko, aku menyukai bahasa-bahasanya yang lantang, kejam dan mengandung kebenaran terutama dalam esai-esainya. Memang, ini adalah gaya bahasa yang dipakainya dalam melakukan revolusioner di tiap belahan dunia dengan durasi waktu yang sangat lumayan jauh dengan zaman kita. Dimana kala itu, kapitalisme memang sedang gembor-gembornya, gerakan anarko, sindikalis, komunis, feminis juga sedang gembor-gembornya kala itu untuk menentang kapitalisme, feodalisme, militerisme dan ketidakadilan. Jadi wajar saja jika ada nada yang berapi-api yang keluar dari mulut dan juga esainya.  Lalu apa hubungannya dengan Cemburu? Apa hubungannya pula dengan Empedokles dan teori Zoroaster?...

Aku dan Diriku yang lain

  Sebatas  Keresahan Kemarin aku sempat membocorkan sedikit mengenai buku keduaku. Aku sengaja mengunakan tokoh Jokpin. Karena entah mengapa, aku menemukan sesuatu yang lain dari diri Jokpin.  Dalam pengantar ini, izinkan diriku bercerita tentang puisiku terlebih dahulu. Sebelum menjadi serumpun buku, sebelum menjadi sebuah karya cipta, ini adalah karya yang ala kadarnya, aku juga adalah seorang anak yang seringkali resah tentang kehidupan yang penuh tanda tanya ini. Setelah mengenal Rangga, mengenal Soe Hok Gie, mengenal Wira Nagara, sampai tiba akhirnya mengenal Joko Pinurbo atau kerap dipanggil dengan Jokpin, aku memilih untuk menghidupi dunia yang penuh hingar-bingar ini lalu merangkap menjadi seorang penulis puisi, yang mencoba merenungi bahwa puisi adalah suatu harmoni, suatu syair yang hidup, yang mekar hingga ke padang mahsyar, dan yang membuatku merasa puas menumpahkan tumpah-ruah keresahan. Aku tidak ingin dipanggil penulis, karena bagiku setiap orang punya pote...

Pernikahan Yang Bagaimana Yang Idealis?

  "perempuan bukan daging segar apalagi kondom dan vagina nggak sebercanda itu,". Penulis : Azhar Azizah, penyuka kopi, kiri dan melankolis.- Sudah berapa kali saya membahas tentang keadilan? Ada yang bisa menghitungnya barangkali? Dan sudah cukup lama agaknya, saya tidak membahas lagi soal Pernikahan.  Barangkali kita semua sedang beradaptasi dengan fenomena, dulu saya mengatakan sebelumnya bahwa "pernikahan itu tidak selamanya baik" ini ketika sang Ibu, Goldman baru saja mengenalkanku pada ruang anarki feminis, tapi sekarang semakin kesini, saya semakin menemukan formula "bahwa tidak semua harus kita nilai buruk". Dalam artian ini, bukannya saya memutuskan untuk 'kebelet nikah', no! Because I am not ready. Tetapi, dalam artian ini, mungkin ada sebagian orang yang memutuskan untuk menikah atau tidaknya, and we don't need to make a big deal about it, because they have their own right to choice. Tidak ada yang salah, yang salah adalah ketika kit...