Langsung ke konten utama

Pendidikan Sebagai Wadah Independen dan Hak Semua Wanita


"tak ada alasan pada semua orang untuk tidak belajar"

Penulis : Azhar Azizah, penyuka kopi, kiri dan melankolis.-

Rasa-rasanya kalau kita membicarakan Islam, ranahnya terlalu kompleks dan pasti tulisan saya akan mengalami pro dan kontra di banyak kalangan. Mohon maaf, tetapi dalam hal ini, saya tidak akan membahas mengenai Agama Islam secara luas, tetapi kiranya saya perlu memberitahu semua orang tentang satu atau dua hal, bahwa ada hal-hal mendasar yang kecil yang kita tidak sadari dan haruslah kita ketahui, bahwa islam adalah ajaran agama yang adil. Islam adalah wadah feminisme sejati. Bahwa dalam ajaran islam, kemerdekaan pada wanita juga di ajarkan, entah dari segi kedudukan, pakaian, pendidikan maupun perkawinan, hak-hak pada wanita juga di ajarkan secara adil yang sejajar dengan hak kaum laki-laki. Masing-masing mendapat porsi yang tepat. Hanya saja, yang membuat wanita terus berada dalam keterbelakangan adalah selalu percaya pada sesuatu yang besar yang jelas-jelas salah tetapi terus di agungkan atau mengkultus adat-istiadat masyarakat yang salah dan adanya perasaan dependensi.

Dalang dari semua adat-istiadat yang terus dikultus dan salah ini adalah patriarkisme, yang memainkan wayang (masyarakat) sebagai alatnya bersenang-senang, menggunakan ideologinya sebagai mesin penggerak terutama tentang keberadaan wanita. Lalu, bagaimanakah peran kita sebagai wanita khususnya dalam menyikapi hal tersebut? Akankah kita terus berada dalam keaadan bodoh dan diam? Akankah kita terus berada dalam keadaan mandeg? Sesungguhnya, untuk mencapai jalan keadilan yang kita inginkan adalah perubahan dan keinginan untuk maju yang kita tanamkan dan panen dalam diri kita sendiri sebagai mesin penggerak. Kita sendirilah, yang mampu mencapai perubahan itu sendiri ke arah yang lebih baik. Maka, pentinglah bagi kita untuk menanamkan jiwa dan prinsip independen dan berperilaku adil tanpa keluar dari batasan-batasan yang melingkupi dirinya yang telah disediakan. Prinsip kebebasan inilah yang akan menunutun kita pada jalan keluar dari jalan kegelapan.

Adapun salah satu syarat untuk menumbuhkembangkan prinsip independen itu adalah melalui pendidikan intelektual, moral dan akhlak. Dan pada dasarnya, pendidikan pada wanita bagi saya adalah suatu kewajiban, tetapi esensinya bukanlah sebagai sarana untuk membalaskan dendam atas ketidakadilan pada kaum laki-laki, melainkan pendidikan dalam hal ini berupaya untuk melakukan perubahan pada hak-hak wanita secara adil dan memanusiakan. Wanita diberi pendidikan agar bisa berpikir lebih matang. Kalaupun itu sebagai salah satu caranya ber-eksistensi, tetapi pendidikan juga adalah salah satu bentuk keadilan bagi wanita, agar wanita tak lagi merasa inferior, dependen dan terkungkung dalam belenggu kebodohan. Sebaliknya, jika wanita itu mengemban pendidikan, maka ia akan menjadi lebih independen dalam hal bertindak dan berpikir, sebagai sarana untuk memilih, mana yang baik dan buruk baginya. Inilah yang dinamakan keadilan dan kesetaraan, bukan sebagai alat pembalasan dendam. Karena sebagai manusia, wanita pun harus melihat, tidak selamanya laki-laki itu buruk dan patriarki, dan jangan merasa paling tersakiti dengan adanya perbedaan gender ini. Wanita tak selamanya lemah, dan laki-laki pun tak selamanya kuat. Kesadaran inilah yang harus kita pahami. Namun, jikalau wanita mengalami diskriminasi dan ketidakadilan, maka wajarlah jika ia melawan, entah dengan apa caranya.

Adat-istiadat yang diwarisi secara turun-temurun dan diikuti secara naluri tanpa pertimbangan rasio secara sadar adalah sebuah bentuk kesalahan besar dan fanatisme berpikir. Inilah yang dinamakan oleh Gramsci sebagai selimut kesadaran palsu. Begitu pun kenyataannya, ketika melihat perempuan pandai bergaul dengan laki-laki, hal itu dianggap tabu, rendah dan menjurus pada perbuatan amoral oleh masyarakat. Inilah produk buatan patriarki yang harus diperbaiki. Saya tekankan sekali lagi, bahwa kehormatan wanita tidak berada dalam pakaian, alat kelamin dan tubuhnya, tetapi kehormatan itu terletak pada kesanggupan wanita dalam memelihara dirinya sendiri. Bagaimanapun saya tidak mengajarkan dalam opini saya, bahwa dengan pendidikan berpikir, dan prinsip independen, wanita bisa melawan dan membalaskan dendamnya kepada laki-laki. Tetapi saya mengajak kepada wanita bahwa dengan keinginan berpendidikan, itu adalah sarana perubahan hak-hak wanita secara adil dan memanusiakan. Karena untuk mencapai perubahan, adalah tergantung pada diri kita sendiri, bukan orang lain ataupun penilaian masyarakat. Inilah yang kemudian menjadi Hak Seluruh Manusia. Di samping pendidikan sebagai wadah intelektual, pendidikan haruslah pula diimbangi dengan pendidikan akhlak, yang tentu akan mengangkat kehormatan perempuan, menyempurnakan akalnya, sehingga membuatnya berpikir lebih mengamati dan berhati-hati dalam menghadapi atau melakukan suatu hal. Bagi saya, tak ada alasan pada semua orang untuk tidak belajar, pendidikan tak selamanya haruslah kita dapati dalam berbagai teori atau suatu lembaga formal, tetapi pendidikan yang membuat kita selalu kritis berpikir, bisa di dapatkan dari pengalaman-pengalaman yang kita lewati dalam kehidupan sehari-hari.

#IndependenHakSemuaWanita

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bedah Buku: Integrasi Ilmu

  Integrasi Ilmu, Mulyadhi Kartanegara - Sebuah Rekonstruksi Holistiks sebuahresensi buku, karya abal-abal - Azhar Azizah Dalam hal ini basis sebagai dasar atau asas antara ilmu-ilmu agama dan juga ilmu-ilmu umum adalah satu dan sama, hal ini telah banyak di jelaskan dalam bab sebelumnya tentang teori wahdah al-wujud Mulla Sadra. Perbedaan yang terjadi diantara ilmu-ilmu agama dan juga ilmu-ilmu umum hanya sebatas pada pemilahan semata bukan pemisahan apalagi mengakibatkan pada penolakan ilmu-ilmu tersebut satu sama lain. Tujuan dilakukannya pemilahan ini menurut Mulyadi adalah bahwa ilmu-ilmu agama dapat menuntun kehidupan ruhani manusia sedangkan ilmu-ilmu umum dapat membimbing kehidupan duniawi manusia yang keduanya sama-sama penting dan bermanfaat.  Get it on below. Free!⏬ https://bit.ly/BedahBukuIntegrasiIlmu