Langsung ke konten utama

Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Anarkis


Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Anarkis.

Karya : Azhar Azizah, penyuka kopi, kiri dan melankolis.-

Tuhan, malam ini aku agak melankolis
Asap-asap mobil dan motor yang mengepul di jalanan
Rasanya membuatku ingin mengadu dalam sepucuk premis yang gaduh tak karuan
Melihat budak-budak dekil yang meminta saweran
Melihat gembel-gembel yang memakan nasi basi di emper jalan
Semuanya kumuh, tapi begitu mesra.

Tuhan, rasanya sesak sekali
Melihat semesta memainkan drama dengan rapih
Melihat orang-orang yang bangga dengan sebuah nama
Melihat orang-orang perut buncit yang makan dengan lahap
Sementara disini aku melihat kaum-kaum sudra yang berserak dimana-mana
Mencari secuil nasi di tong dan gerobak sampah masyarakat
Memakannya dengan lahap
Kelu, lidahku kelu.
Cekat, tenggorokkanku tercekat.

Aku mengadu dalam kepiluan
Aku mengadu dalam kehampaan
Aku mengadu dalam nelangsa
Aku mengadu dalam ringkih
Aku mengadu dalam temaram
Aku mengadu pada jiwaku yang dalam.
Lelah, letih, dan terus dalam pemberontakan seperti ini.

Hari ini semuanya serba halal
Menghalalkan segala cara
Menghalalkan segala doa
Menghalalkan segala cinta
Menghalalkan segala seks
Menghalalkan segala haram
Perasaan malu dan ingin tersungkur di hadap-Mu
Menyapu belenggu dan temaram, di ambang kebodohan.

Ku banting bukuku dengan lantang
Diksi-diksiku yang tiba-tiba berantakan
Melihat budak-budak yang dilanda dalam malang
Melihat orang-orang yang tak malu dengan perbuatan
Mesra, indah, walau remang-remang.

Tuhan, tiba-tiba aku tak tahu arah pulang
Tiba-tiba, aku tak tahu siapa aku
Mencari jiwa ini berlalu-lalang
Dalam kehampaan dan romansa malang
Kesana-kemari dalam imaji tiada henti
Dengan jiwa yang berapi-api
Diriku entah kemana, 
Diriku antah berantah.
Heidegger menyapa di sebrang sana.

Tuhan, izinkan aku menjadi Anarkis
Dalam sastraku yang akan selalu anarkis.

#puisikiri
#puisimelankolis

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bedah Buku: Integrasi Ilmu

  Integrasi Ilmu, Mulyadhi Kartanegara - Sebuah Rekonstruksi Holistiks sebuahresensi buku, karya abal-abal - Azhar Azizah Dalam hal ini basis sebagai dasar atau asas antara ilmu-ilmu agama dan juga ilmu-ilmu umum adalah satu dan sama, hal ini telah banyak di jelaskan dalam bab sebelumnya tentang teori wahdah al-wujud Mulla Sadra. Perbedaan yang terjadi diantara ilmu-ilmu agama dan juga ilmu-ilmu umum hanya sebatas pada pemilahan semata bukan pemisahan apalagi mengakibatkan pada penolakan ilmu-ilmu tersebut satu sama lain. Tujuan dilakukannya pemilahan ini menurut Mulyadi adalah bahwa ilmu-ilmu agama dapat menuntun kehidupan ruhani manusia sedangkan ilmu-ilmu umum dapat membimbing kehidupan duniawi manusia yang keduanya sama-sama penting dan bermanfaat.  Get it on below. Free!⏬ https://bit.ly/BedahBukuIntegrasiIlmu